Search This Blog

Translate

Monday 23 June 2014

Tuhan pun Di ajak Menangkan Capres

Sebentar Lagi, Rakyat indonesia akan melaksanakan pemilihan Presiden, system Pemilihan Lansung yang di anut dalam penyelenggaraan Pemilu di negeri ini telah membuat PILPRES kali ini sangat semarak, apalagi hanya ada dua pasang Calon. Aroma Rivalitas sangat terasa sekali karena ibarat pertarunga Hidup-Mati (Head to Head). aksi dukung mendukung di deklarasikan oleh berbagai golongan/Ormas, bahkan Unsur RAS pun tak ketinggalan ikut Larut dalam aksi dukung mendukung.
Hiruk pikuk PILPES telah menarik para Ustad/kiyai ikut dlm pusaran dukung-mendukung dengn dalih CAPRES yg Ini Lebih begini, yg itu Begitu....ISTIGHOSAH pun jadi MEDIA menggalang dukungan, tak hanya rakyat awam yg jadi Objek...Bahkan TUHAN pun jadi objek kampanye....tuhan di ajak tuk memenangkan JAGOAN nya masing2.
Bukankah Tuhan Lebih tahu, mana yg trbaik dan mana yg Punya Garis taqdir menduduki Kursi Presiden....
kenapa kita masih mau memaksa Tuhan agar mendukung Jagoan masing2...tidk bisakah kita berdoa dengn tulus MENGHARAP PEMIMPIN YANG AMANAH YANG TERBAIK MENURUT TUHAN, TANPA HARUS "MENODONG" TUHAN DENGN NAMA CAPRES TERTENTU.

Thursday 19 June 2014

Kampanye Hitam ataukah Menghitamkan diri ?

Memasuki masa kampanye, bahkan jauh hari sebelum masuk masa kampanye, ada banyak Pesan pesan berantai beredar di media sosial yang menyerang Sosok Capres JOKO WIDODO dengan Isu Sara, isi pesan-pesan itu menyatakan bahwa Joko widodo keturunan Cina, anti Islam, tidak islam, Boneka Asing dan Aseng, tidak bisa Salat dan wuduk, Bohong mengenai Haji, dll
namun ternyata, ada pihak-pihak, yang menganggap bahwa Isu-isu SARA tersebut di buat dan di hembuskan oleh Tim sukses nya Joko widodo sendiri dengan tujuan meraih simpati Rakyat dengan kesan di dzolimi.
Lalu benarkah itu ?
apakah pak JOKOWI "menghitamkan" diri demi dapat kesan di dzolimi?
ataukah pak Jokowi "di hitamkan" oleh pihak Rival nya, dengan di iringi dengan tuduhan/opini bahwa Isu SARA  itu di bikin sendiri oleh Tim sukses nya Jokowi?
Tuk mejawab itu, mari kita analisa, apakah pak Jokowi merasa perlu tuk mendapat kesan terdzolimi demi meraih simpati masyrakat?
1.Elektabilitas jokowi sebelum resmi nyapres Sudah unggul jauh dari Prabowo (survei)
2.Setelah resmi nyapres dan sebelum masuk masa kampanye, Jokowi tetap unggul jauh (survei)
3.Sebelum dan Setelah masuk masa Kampanye banyak Isu-isu SARA menyerang Jokowi (pro cina, katolik, anti islam, Capres boneka, dll)
4.Setelah marak isu isu itu,elektabilitas Jokowi stagnan bahkan cenderung turun, dan sebalik nya, Elektabilitas Prabowo naik (survei)
5.Banyak Kiyai-kiyai dan habaib pengasuh Ponpes Besar menyatakan mendukung Pak Prabowo
6.kampanye hitam makin Liar menghantam Jokowi, trmasuk tabloid Obor rakyat yang beredar di Pesantren Pesantren.
7.Sekarang elektabilitas Jokowi stagnan bahkan turun, sebalik nya Prabowo NAIK
itu adalh fakt fakta nya
skarang pertanyaanya :
dalam kondisi jokowi unggul jauh di banding Prabowo...apakah jokowi perlu membangun kesan di zolimi demi dapat simpati rakyat?
Apa untung nya/seberapa besar untung nya bagi Jokowi jika membangun kesan terzolimi? bukankah dia sudah unggul jauh di banding Prabowo?
apakah sebanding, Manfaat Kesan terzolimi dan kerugian dari Isu SARA yang Jelas Jelas membuat jokowi di jauhi Kalangan Islamis, santri, para kiyai?
apa penyebab turun nya pamor jokowi...apakah bukan karna Isu Sara tersebut?
Sekarang pertanyaan tuk pihak Rival nya.
Dalam kondisi elektabilitas Prabowo tertinggal jauh, langkah apa yg harus di ambil tuk bisa menang?
isu apa yang sekiranya Laku untuk di jual oleh Tim sukses prabowo ke Rakyat indonesia agar Jokowi bisa turun pamor?
Sebagaimana kita tahu, bahwa Isu SARA sangat sensitif dan sangat Laku di "jual" ke mayoritas Masyrakat kita.
kalau menurut saya, dengan menimbang Fakta-fakta dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut...maka SAYA TAK PERCAYA BAHWA JOKOWI JADI BODOH MAU MENGITAMKAN DIRI DALAM KONDISI NYA YG SUDAH UNGGUL JAUH.
JUSTRU SEBALIK NYA...SANGAT LOGIS...DEMI MENAHAN LAJU JOKOWI...Tim Sukses nya Prabowo Menjual ISU YG LAKU DI MASYRAKAT KITA.
Isu apa yg paling laku di masyrakat Kita?...tidak ada yg lebih laku dari isu SARA.
Demikian Analisa saya dari sudut pandang Kaca mata Kuda, anda boleh tidak Setuju, tapi silahkan Analisa pakai Logika.

Wednesday 18 June 2014

Pilpres 2014, Momentum perubahan paradigma masyrakat

Pilpres 2014 benar benar beda dengan Pemilu pemilu sebelum nya, bahkan Jadi titik balik pola pikir masyrakat akan penting nya milih Pemimpin trbaik.

jika pada pemilu2 seblum nya, apalagi saat PILEG, masyrakat sangt apatis dalam menggunkan Hak pilih nya, Beda dgn PILPRES 2014 kali ini, masyrakat nampak nya sangt antusias menyambut nya, terbukti dengan aksi dukung mendukung yg nampak jelas pada Media sosial seperti Facebook, twitter, Whatsapp, BBM, dll.

Wall Facebook tiba tiba penuh dengn status dukung mendukung dan opini yg berbau Pilpres, begitu juga media sosial Lain nya. Adu argumen, saling serang, saling bantah terkait Isu isu yang menyerang Capres idola nya menjadi tontonan umum dan seprti jadi aktifitas baru bagi para Relawan/simpatisan bahkan bagi msyrakat awam sekalipun.

ada insiden dimana sesama tukang becak berkelahi gara gara saling ejek/bela Capres idolanya.

bahkan yg Lebih unik lagi...jika pada PILEG yg lalu, masyrakat enggan menggunkan hak pilih nya dan menjual suaranya senilai 20.000-50.000 rupiah persuara, namun dalm PILPRES kali ini, tak sedikit mereka yg antusias rela mengeluarkan Rupiah tuk menyumbang biaya kampanye Capres idola nya.

meskipun Pilpres kali ini, di ramaikan dengan kampanye hitam dengan menebar Fitnah, namun ada Nilai positif yang bisa di petik di balik semua ini.

dengan marak nya media sosial yang sudah menjangkau masyrakat kelas "bawah", maka kampanye hitam yang pada dasar nya sangat buruk dan merugikan, kini justru bisa jadi Momen pendewasaan bagi masyrakat awam, tiap kali ada kampanye hitam menyerang masing masing capres, maka Tim sukses dan simpatisan bahkan juga masyrakat umum Ramai ramai pro aktif saling bantah dan adu argumen, hal ini sangt positif melatih masyrakat agar kedepan nya dalam menyikapi informasi yang masuk, haruslah ada kroscek dan validasi info.

Inilah salah satu hikmah terbesar dari Pilpres 2014, yaitu mengubah paradigma masyrakat.

yang biasanya apatis jadi proaktif

yang biasanya menjual suara demi rupiah, sekrng bahkan rela menyumbangkan Rupiah nya


yang biasanya menelan info mentah mentah, sekarang jadi terlatih dan jadi tahu bahwa tak semua info Layak di percaya.


Oleh karena itu, siapapun nanti yang terpilih, maka itu adalah kemenangan besar bagi rakyat indonesia. semua unsur dan golongan yang saat ini saling serang demi mengkampanyekan Capres idolanya, nanti haruslah Lapang dada, menerima hasil pemilu presiden sebagai kemenangan bersama, karena siapapun yang terpilih, berarti beliau adalah pilihan masyrakt indonesia dengan sistem pemilihan yang telah di sepakati bersama.